Tauhid : Tafsir Surat Al-Asr (سورة العصر)
Surat Al-Asr adalah surat ke-103 dalam Al-Qur’an yang terdiri dari 3 ayat. Surat ini sangat pendek, tetapi memiliki makna yang sangat mendalam tentang waktu, kehidupan, dan jalan menuju keselamatan.
Teks Arab dan Terjemahan
1. وَٱلۡعَصۡرِ
"Demi masa (waktu)."
2. إِنَّ ٱلۡإِنسَٰنَ لَفِي خُسۡرٍ
"Sesungguhnya manusia benar-benar dalam kerugian,"
3. إِلَّا ٱلَّذِينَ ءَامَنُواْ وَعَمِلُواْ ٱلصَّٰلِحَٰتِ وَتَوَاصَوْاْ بِٱلۡحَقِّ وَتَوَاصَوْاْ بِٱلصَّبۡرِ
"Kecuali orang-orang yang beriman, beramal saleh, saling menasihati dalam kebenaran, dan saling menasihati dalam kesabaran."
Tafsir Ayat-per-Ayat
1. وَٱلۡعَصۡرِ (Wal ‘Asr) – “Demi Masa”
✅ Allah bersumpah dengan waktu (Al-'Asr), yang menunjukkan betapa pentingnya waktu dalam kehidupan manusia.
✅ Kata “Al-'Asr” bisa diartikan sebagai:
- Waktu secara umum, yang terus berjalan dan tidak bisa kembali.
- Waktu sore, mengingatkan manusia bahwa hari semakin berkurang, seperti kehidupan yang semakin dekat dengan akhir.
- Zaman atau sejarah manusia, sebagai pelajaran bahwa banyak kaum terdahulu yang binasa karena tidak menggunakan waktu dengan baik.
✅ Pelajaran: Waktu adalah nikmat yang sering disia-siakan, padahal ia menentukan keselamatan atau kerugian manusia.
2. إِنَّ ٱلۡإِنسَٰنَ لَفِي خُسۡرٍ (Innal insaana lafi khusr) – “Sesungguhnya manusia dalam kerugian”
✅ "Innal" = Penegasan, menunjukkan bahwa ini adalah suatu kebenaran yang pasti.
✅ "Al-Insan" = Mencakup seluruh manusia tanpa kecuali.
✅ "Lafi Khusr" = Dalam keadaan rugi, bukan hanya akan rugi, tetapi sudah dalam kerugian.
✅ Mengapa manusia rugi?
- Karena kehidupannya semakin berkurang setiap detik.
- Waktu berlalu tanpa bisa kembali.
- Banyak yang lalai dan menghabiskan hidup dalam kesia-siaan.
🚨 Perumpamaan: Seperti seorang pedagang yang modalnya terus berkurang, kecuali jika ia berhasil mendapatkan keuntungan sebelum modalnya habis.
3. إِلَّا ٱلَّذِينَ ءَامَنُواْ وَعَمِلُواْ ٱلصَّٰلِحَٰتِ وَتَوَاصَوْاْ بِٱلۡحَقِّ وَتَوَاصَوْاْ بِٱلصَّبۡرِ
(Illa alladzina aamanu wa 'amilush-shalihat wa tawaashaw bil-haqqi wa tawaashaw bish-shabr)
✅ Ada empat golongan yang tidak rugi:
- Orang-orang yang beriman (ٱلَّذِينَ ءَامَنُواْ) → Keyakinan kepada Allah dan rukun iman.
- Orang-orang yang beramal saleh (وَعَمِلُواْ ٱلصَّٰلِحَٰتِ) → Amal baik yang sesuai syariat.
- Orang-orang yang saling menasihati dalam kebenaran (وَتَوَاصَوْاْ بِٱلۡحَقِّ) → Mengajak kepada kebaikan dan amar ma’ruf nahi munkar.
- Orang-orang yang saling menasihati dalam kesabaran (وَتَوَاصَوْاْ بِٱلصَّبۡرِ) → Sabar dalam kebaikan dan menghadapi ujian hidup.
✅ Makna mendalam dari ayat ini:
- Iman tanpa amal saleh tidak cukup.
- Amal saleh tanpa dakwah dan nasehat juga kurang sempurna.
- Menyampaikan kebenaran butuh kesabaran, karena banyak tantangan dalam menegakkan kebaikan.
🚨 Ibnu Katsir berkata: Jika seseorang memiliki keempat sifat ini, maka dia telah mencapai kesempurnaan dan selamat dari kerugian.
Pelajaran Penting dari Surat Al-Asr
- Waktu adalah aset terbesar manusia, jangan disia-siakan.
- Kebanyakan manusia dalam kerugian, kecuali yang beriman dan beramal saleh.
- Keselamatan memerlukan iman, amal, dan dakwah, bukan hanya ibadah pribadi.
- Sabar sangat diperlukan, karena setiap kebenaran pasti menghadapi tantangan.
- Pentingnya komunitas yang saling menasihati, karena manusia mudah lupa dan butuh dukungan dalam kebaikan.
Kesimpulan
Surat Al-Asr adalah panduan hidup bagi umat Islam. Siapa yang tidak memanfaatkan waktu dengan baik, tidak memiliki iman, amal, kebenaran, dan kesabaran, maka ia akan merugi.
Apakah ada bagian yang ingin Anda bahas lebih dalam? 😊
Komentar
Posting Komentar