Sejarah : Persatuan Islam (Persis) "Gerakan Islam Puritan di Indonesia"

 

1. Pendahuluan

Persatuan Islam (Persis) adalah salah satu organisasi Islam berpengaruh di Indonesia yang didirikan pada 12 September 1923 di Bandung, Jawa Barat. Persis dikenal sebagai gerakan Islam puritan yang berusaha mengembalikan pemahaman Islam kepada Al-Qur’an dan Hadis secara murni, tanpa terikat dengan tradisi lokal yang dianggap tidak memiliki dasar syariat.

Persis memiliki karakteristik yang lebih ketat dalam pemurnian ajaran Islam dibandingkan dengan Muhammadiyah, dan sering disebut sebagai gerakan Salafi Indonesia.


2. Latar Belakang Berdirinya Persis

Pada awal abad ke-20, dunia Islam, termasuk Indonesia, mengalami kebangkitan pemikiran Islam yang dipengaruhi oleh tokoh-tokoh reformis Timur Tengah seperti Jamaluddin Al-Afghani, Muhammad Abduh, dan Rashid Rida.

Di Indonesia, muncul berbagai organisasi Islam modernis seperti Muhammadiyah (1912) dan Nahdlatul Ulama (1926) yang menawarkan pendekatan berbeda terhadap Islam. Persis lahir sebagai reaksi terhadap kondisi umat Islam yang dianggap banyak melakukan praktik bid'ah, khurafat, dan takhayul.

Pendiri utama Persis, H. Zamzam dan H. Muhammad Yunus, kemudian mengembangkan organisasi ini dengan bantuan tokoh-tokoh besar seperti Ahmad Hassan, yang menjadi ideolog utama Persis.


3. Prinsip dan Ajaran Persis

Persis memiliki pendekatan yang lebih tegas dibandingkan Muhammadiyah dalam melakukan pemurnian Islam. Beberapa prinsip utama Persis adalah:

🕌 Akidah:

  • Berpegang teguh pada Al-Qur’an dan Hadis sebagai satu-satunya sumber hukum Islam.
  • Menolak taqlid (mengikuti pendapat ulama tanpa dalil) dan lebih menekankan ijtihad.

🕌 Fiqih:

  • Tidak terikat pada mazhab tertentu, tetapi langsung merujuk kepada Al-Qur’an dan Hadis.
  • Menganggap praktik seperti tahlilan, maulid Nabi, dan ziarah kubur sebagai bid’ah.

🕌 Dakwah:

  • Persis aktif dalam mengkaji dan menyebarkan Islam dengan pendekatan kritis terhadap praktik keagamaan masyarakat.
  • Mengembangkan kajian tafsir, hadis, dan ilmu agama secara mendalam.

🕌 Pendidikan:

  • Persis menekankan pendidikan Islam berbasis ilmu agama murni.
  • Mendirikan pesantren-pesantren modern yang mengajarkan tafsir, hadis, dan fiqih tanpa terikat pada tradisi tertentu.

4. Peran Persis dalam Sejarah Indonesia

📌 Pemurnian Islam
Persis dikenal sebagai organisasi yang paling vokal dalam menentang bid'ah dan takhayul di Indonesia. Sikap ini sering kali membuatnya berbeda dengan NU dan Muhammadiyah yang lebih fleksibel dalam pendekatan budaya.

📌 Pendidikan Islam

  • Persis mendirikan Madrasah Persis yang mengajarkan Islam dengan pendekatan berbasis dalil.
  • Mendirikan pesantren-pesantren modern yang menekankan pemahaman Islam tanpa sinkretisme.

📌 Gerakan Pemikiran Islam

  • Ahmad Hassan, tokoh utama Persis, adalah ulama yang banyak menulis buku dan risalah Islam.
  • Pemikirannya mempengaruhi banyak tokoh nasional, termasuk Mohammad Natsir (Perdana Menteri Indonesia pertama dari Masyumi).

📌 Perjuangan Kemerdekaan

  • Banyak kader Persis yang terlibat dalam perjuangan kemerdekaan melalui organisasi Masyumi.
  • Persis juga menentang paham sekuler dan komunisme, yang dianggap bertentangan dengan Islam.

5. Persis di Era Modern

Saat ini, Persis tetap eksis sebagai organisasi Islam yang:

Berfokus pada pendidikan Islam murni melalui pesantren dan sekolah-sekolah Persis.
Aktif dalam dakwah kritis terhadap praktik keagamaan yang dianggap menyimpang.
Mengembangkan media dakwah digital untuk menyebarkan pemahaman Islam berbasis dalil.
Meningkatkan partisipasi dalam sosial dan politik, meskipun tidak terlibat langsung dalam partai politik.


6. Kesimpulan

Persatuan Islam (Persis) adalah gerakan Islam puritan di Indonesia yang menekankan pemurnian ajaran Islam berdasarkan Al-Qur’an dan Hadis. Dengan pendekatan kritis terhadap praktik keagamaan yang dianggap tidak memiliki dasar syariat, Persis memainkan peran penting dalam mengkaji dan menyebarkan Islam berbasis dalil.

Meskipun jumlah anggotanya tidak sebesar NU atau Muhammadiyah, Persis tetap berpengaruh dalam pemikiran Islam di Indonesia, terutama dalam kajian ilmu Islam dan pendidikan berbasis dalil.

Wallahu A‘lam.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Berbagi Keberkahan Hidup : Keutamaan Menyantuni Anak Yatim Piatu di Bulan Ramadhan

Harapan Mantan Sang KS

BANGUN MASJID, GEDUNG SERBA GUNA & ASRAMA PONDOK PESANTREN