Biografi Imam Syafi'i (767-820 M)

 

1. Nama Lengkap dan Kelahiran

Imam Syafi'i lahir dengan nama Abu Abdullah Muhammad bin Idris asy-Syafi'i pada tahun 150 H (767 M) di Gaza, Palestina. Tahun kelahirannya bertepatan dengan wafatnya Imam Abu Hanifah, pendiri mazhab Hanafi. Ia berasal dari keturunan Quraisy, sehingga memiliki garis nasab yang bersambung dengan Rasulullah ﷺ melalui Abdul Manaf.

2. Masa Kecil dan Pendidikan

Setelah ayahnya wafat ketika ia masih kecil, ibunya membawanya ke Mekkah. Di sana, Imam Syafi'i tumbuh dalam lingkungan ilmu dan mulai menghafal Al-Qur'an sejak usia 7 tahun serta menghafal kitab Al-Muwatha' karya Imam Malik di usia 10 tahun.

Karena kecerdasannya yang luar biasa, ia belajar langsung kepada Imam Malik di Madinah hingga menguasai ilmu fikih dan hadis. Selain itu, ia juga menimba ilmu dari ulama Kufah dan Basrah, memperluas wawasan dalam ilmu fikih, bahasa Arab, serta ushul fikih.

3. Guru dan Perjalanan Ilmu

Imam Syafi'i berguru kepada banyak ulama besar, di antaranya:

  • Imam Malik bin Anas (pendiri mazhab Maliki) di Madinah.
  • Imam Muhammad bin Hasan asy-Syaibani (murid Imam Abu Hanifah) di Irak.
  • Sufyan bin Uyainah, ahli hadis di Mekkah.

Ia juga belajar langsung dari berbagai ulama di Yaman, Baghdad, dan Mesir, sehingga menggabungkan metode fikih Ahlul Hadis (Hijaz) dan Ahlur Ra’yi (Irak) dalam mazhabnya.

4. Perkembangan Mazhab Syafi’i

Imam Syafi'i dikenal sebagai peletak dasar ilmu ushul fikih, yang menjadi metode dalam memahami hukum Islam dari Al-Qur'an dan Hadis. Ia menulis kitab terkenal:

  • Ar-Risalah → Kitab pertama dalam ilmu ushul fikih.
  • Al-Umm → Kitab utama yang menjadi rujukan dalam mazhab Syafi'i.

Mazhab Syafi’i berkembang dalam dua periode:

  1. Qaul Qadim (Pendapat Lama) → Saat berada di Baghdad, dipengaruhi metode fikih Hanafi dan Maliki.
  2. Qaul Jadid (Pendapat Baru) → Saat menetap di Mesir, ia merevisi beberapa pendapat lamanya setelah memahami budaya dan kondisi umat Islam di Mesir.

5. Wafatnya Imam Syafi'i

Imam Syafi'i wafat di Kairo, Mesir, pada 29 Rajab 204 H (820 M) dalam usia 54 tahun. Makamnya di Mesir menjadi tempat ziarah bagi banyak umat Islam.

6. Warisan dan Pengaruh

Mazhab Syafi'i menjadi salah satu mazhab terbesar di dunia Islam, dianut oleh umat Islam di Indonesia, Malaysia, Brunei, Mesir, Yaman, dan sebagian wilayah Suriah serta Irak.

Pemikirannya yang menyeimbangkan antara teks (hadis) dan akal (ijtihad) menjadikan mazhab ini fleksibel namun tetap berpegang teguh pada dalil. Ia juga dikenal dengan prinsipnya:

"Pendapatku benar, tetapi mungkin mengandung kesalahan. Pendapat orang lain salah, tetapi mungkin mengandung kebenaran."

Dengan ketekunan dan kejeniusannya, Imam Syafi’i menjadi salah satu mujtahid besar yang ilmunya terus diwarisi oleh umat Islam hingga hari ini.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Berbagi Keberkahan Hidup : Keutamaan Menyantuni Anak Yatim Piatu di Bulan Ramadhan

Harapan Mantan Sang KS

BANGUN MASJID, GEDUNG SERBA GUNA & ASRAMA PONDOK PESANTREN