Bencana dan Musibah sebagai Landasan Pokok Perencanaan serta Penetapan Target Pembangunan Daerah dan Nasional
Bencana dan musibah bukan sekadar peristiwa alam atau sosial yang datang tiba-tiba, melainkan variabel strategis yang harus menjadi dasar dalam perencanaan dan penetapan target pembangunan, baik di tingkat daerah maupun nasional. Dalam perspektif manajemen modern dan sains kebencanaan, pembangunan tanpa mempertimbangkan risiko bencana akan melahirkan biaya ekonomi tinggi, ketimpangan sosial, dan kegagalan pencapaian target jangka panjang.
1. Perspektif Manajemen Pembangunan
Dalam ilmu manajemen, perencanaan yang baik harus memenuhi prinsip risk-based planning. Bencana berfungsi sebagai:
-
Input utama analisis risiko
-
Dasar penyusunan prioritas program
-
Penentu fleksibilitas target pembangunan
Target pembangunan yang bersifat kaku dan mengabaikan potensi bencana cenderung tidak realistis. Sebaliknya, target adaptif berbasis skenario bencana akan lebih tahan guncangan (resilient) dan terukur keberlanjutannya.
2. Pendekatan Sains dan Data
Secara ilmiah, bencana dapat dipetakan dan dimodelkan melalui:
-
Data historis (banjir, gempa, kekeringan, wabah)
-
Peta kerentanan wilayah
-
Proyeksi perubahan iklim dan kepadatan penduduk
Data ini menjadi fondasi dalam:
-
Penentuan lokasi infrastruktur
-
Desain bangunan dan tata ruang
-
Perhitungan anggaran cadangan dan dana darurat
Tanpa pendekatan sains, pembangunan hanya akan bersifat reaktif, bukan preventif.
3. Dimensi Pendidikan dan SDM
Pendidikan memiliki peran sentral dalam menjadikan bencana sebagai bagian dari perencanaan pembangunan:
-
Literasi kebencanaan sejak dini
-
Pencetakan SDM adaptif dan solutif
-
Integrasi kurikulum dengan konteks lokal bencana
Wilayah dengan tingkat pendidikan kebencanaan yang baik terbukti lebih cepat pulih dan lebih efisien dalam penggunaan sumber daya pascabencana.
4. Implikasi bagi Perencanaan Daerah dan Nasional
Menjadikan bencana sebagai landasan perencanaan berarti:
-
RPJMD dan RPJMN berbasis peta risiko
-
Target pembangunan disertai indikator ketahanan
-
Anggaran tidak hanya fokus pada pertumbuhan, tetapi juga pada perlindungan dan keberlanjutan
Pembangunan sejati bukan hanya membangun fisik, tetapi membangun kemampuan bangsa dalam bertahan, beradaptasi, dan bangkit 🌱
5. Kesimpulan
Bencana dan musibah bukan penghambat pembangunan, melainkan alat ukur rasionalitas dan kualitas perencanaan. Daerah dan negara yang menjadikan bencana sebagai landasan pokok perencanaan akan memiliki:
-
Target yang lebih realistis
-
Sistem pembangunan yang efisien
-
Ketahanan sosial, ekonomi, dan lingkungan yang kuat
Dalam konteks ini, pembangunan bukan sekadar mengejar angka pertumbuhan, melainkan menyiapkan masa depan yang aman, berkelanjutan, dan berkeadilan.
Komentar
Posting Komentar