Akibat Anal Seks
Anal seks atau hubungan seksual melalui anus memiliki sejumlah risiko kesehatan yang penting untuk dipahami, baik dari perspektif medis maupun etika, terutama dalam konteks pendidikan dan nilai-nilai Islami. Berikut ini adalah penjelasan dari sisi medis:
Risiko Medis dari Anal Seks:
-
Risiko Tinggi Penularan Penyakit Menular Seksual (PMS):
-
Anus tidak memiliki lapisan pelindung sekuat vagina, sehingga lebih rentan terhadap robekan mikro yang memungkinkan virus seperti HIV, HPV, Herpes, Gonore, dan Klamidia masuk ke dalam tubuh.
-
-
Cedera Fisik:
-
Dinding anus sangat sensitif dan tidak dirancang untuk penetrasi, sehingga dapat menyebabkan robekan, luka, atau pendarahan.
-
Penggunaan paksa atau tanpa pelumas dapat memperbesar risiko luka.
-
-
Masalah pada Otot Anus:
-
Penetrasi berulang dapat melemahkan otot sfingter anus, yang dapat mengakibatkan inkontinensia (sulit menahan buang air besar).
-
-
Infeksi Saluran Pencernaan dan Saluran Kemih:
-
Bakteri dari rektum dapat berpindah ke alat kelamin atau saluran kemih dan menyebabkan infeksi serius.
-
Jika dilakukan secara bergantian dari anal ke vaginal tanpa pembersihan, risiko infeksi sangat tinggi.
-
-
Risiko Kanker Anus:
-
Hubungan seks anal yang tidak aman, terutama jika terinfeksi HPV, dapat meningkatkan risiko kanker anus.
-
Perspektif Etika dan Agama:
Dalam Islam, praktik anal seks (liwath) antara suami istri dilarang oleh mayoritas ulama karena dianggap menyimpang dari fitrah dan dilarang dalam berbagai hadits Nabi Muhammad ﷺ.
Nabi ﷺ bersabda:
"Terkutuklah orang yang mendatangi istrinya dari duburnya."
(HR. Abu Dawud, Tirmidzi)
Kesimpulan:
Anal seks mengandung risiko kesehatan yang tinggi, baik bagi laki-laki maupun perempuan, dan bertentangan dengan ajaran Islam. Sebaiknya hubungan suami istri dilakukan dengan cara yang sehat, aman, dan sesuai syariat, serta penuh saling pengertian dan kasih sayang.
Komentar
Posting Komentar